Purwoceng merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang dikenal
berkhasiat sebagai obat perkasa kaum lelaki. Karena itu, Purwoceng juga
mendapat sebutan ‘Viagra Jawa’. Kenapa bisa demikian?
Purwoceng sebenarnya tergolong tanaman langka, namun kini dapat
diselamatkan dengan budi daya menggunakan metode kultur in vitro.
Masalah budi daya Purwoceng ini pernah dipaparkan Ireng Darwati,
mahasiswa S3 program studi Agronomi Institut Pertanian Bogor (IPB) saat
mempertahankan disertasinya berjudul “Kultur Kalus dan Kultur Akar
Rambut Purwoceng untuk Menghasilkan Metabolit Sekunder dan Harapan untuk
Pengembangan Tanaman Purwoceng di Masa Mendatang,” di Kampus IPB
Darmaga, Bogor (Suara Pembaharuan, 23/02/2007).
Nama Latin purwoceng semula adalah Pimpinella pruacan, tapi kemudian
direvisi menjadi Pimpinella alpina. Tumbuhan ini ditemukan di Pegunungan
Alpen di Swiss, pada ketinggian 2.000-3.000 meter di atas permukaan
laut. Mengenai tempat tumbuh Purwoceng di Indonesia semula dikenal
tumbuh liar di kawasan Dieng pada ketinggian 2.000-3.000 m dpl. Namun
menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (1987), sebaran
tanaman purwoceng di Indonesia kini meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur,
dan Jawa Barat.
Wahyuni et al. (1997) menyatakan bahwa purwoceng dapat tumbuh di luar
habitatnya seperti di Gunung Putri Jawa Barat dan mampu menghasilkan
benih untuk bahan konservasi. Potensi tanaman purwoceng cukup besar,
tetapi masih terkendala oleh langkanya penyediaan benih dan keterbatasan
lahan yang sesuai untuk tanaman tersebut (Yuhono 2004). Selain di
Dieng, Purwoceng juga tumbuh di pegunungan Iyang, Jawa Timur (dikenal
sebagai suripandak abang). Di Gunung Tengger dinamai gebangan depok.
Kendati sebutan nama latinnya berubah-ubah, para peneliti memiliki satu
kesimpulan yang sama bahwa Purwoceng termasuk tanaman obat.
Daun dan batang purwoceng
terbukti dapat meningkatkan kadar hormon testosteron sekaligus untuk
meningkatkan libido. Ratusan tahun yang silam, nenek moyang kita sudah
menggunakannya sebagai afrodisiak dan mengembalikan energi setelah
seharian bekerja. Itu yang mendorong dokter Taufik R Nasihun Sp And, dokter di
Semarang, Jawa Tengah. Dokter spesialis andrologi itu menguji purwoceng
secara praklinis dengan jasa tikus putih Sprangue dawley. Taufik
mengelompokkan satwa pengerat tersebut dalam 6 grup, masing-masing 10
ekor. Mereka adalah tikus jantan dewasa yang tengah pubertas, berumur 90
hari. “Saat itu hormon testosteron sedang tinggi-tingginya,” kata dosen
di Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Agung Semarang itu. Kelompok 1 hingga 6 berturut-turut diberi larutan 2 ml aquades, 25 mg
purwoceng, 50 mg purwoceng, 25 mg pasak bumi, 50 mg pasak bumi, dan 25
mg purwoceng serta pasak bumi. Pasak bumi Eurycoma longifolia juga merupakan afrodisiak atau perangsang daya seksual. Taufik memberikan minuman itu secara oral setiap hari selama sepekan.
Testosteron adalah hormon steroid
Hasil uji praklinis itu, testosteron tikus yang diberi 50 mg
purwoceng, meningkat paling tajam : 125%. Testosteron adalah hormon
steroid dari kelompok androgen. Organ penghasil testosteron adalah
testis pada jantan dan indung telur pada betina. Testis memproduksi
testosteron sepanjang hidup. Jantan dewasa menghasilkan testosteron 20X
lebih banyak daripada betina dewasa. Produksi hormon itu diatur oleh
kelenjar hipofisis.
Karena pengaruh hormon itulah, kaum pria bersuara rendah, berotot
gempal, dan tumbuh kumis. Testosteron penting untuk kesehatan, baik
untuk jantan maupun betina. Fungsinya antara lain meningkatkan libido,
energi, fungsi imun, dan perlindungan. Selain meningkatkan kadar
testosteron hingga 125%, dosis 50 mg purwoceng juga mendongkrak hormon
luteinizing hingga 29,2%.
Luteinizing merupakan hormon yang diproduksi hipofisis anterior di
otak. Perannya merangsang sel-sel dalam testis untuk memproduksi hormon
testosteron. “Itu berarti purwoceng memberikan efek langsung dan tidak
langsung sebagai afrodisiak,” kata Taufik. Secara tak langsung berarti
tanaman famili Apiaceae itu menjaga kaum pria awet muda sekaligus
bervitalitas tinggi, itulah idaman para pria.
Kelompok tikus yang diberi campuran masing-masing 25 mg purwoceng dan
pasak bumi juga meningkat kadar hormon testosteronnya hingga 196,3%.
Namun kadar hormon luteinizing hanya terkatrol 2,5%. Menurut dokter
Paulus Wahyudi Halim, herbalis di Tangerang, provinsi Banten, kebugaran
tubuh mempengaruhi aktifitas seksual. ” Herbal dapat mempengaruhi
aktifitas seksual itu selama gangguan pada tubuh hanya bersifat
temporer, bukan permanen,” ujar dokter lulusan Universita Degli Studi Padova Italia itu.
Mengapa kerabat tanaman pegagan itu tokcer alias ampuh meningkatkan testosteron ?
Pimpinella alpina mengandung
sterol, furanokumarin, bergapten, dan sphondin. Senyawa-senyawa aktif
itu banyak terdapat di batang dan di akar. Senyawa yang disebut pertama,
dalam tubuh akan dikonversi menjadi testosteron. Sedangkan senyawa
aktif lain merangsang susunan saraf pusat untuk memproduksi hormon
luteinizing.
Aman dikonsumsi
Taufik juga melakukan uji toksisitas purwoceng. Tanaman yang tumbuh
di dataran tinggi ini relatif aman dikonsumsi. Penggunaan dosis
setinggi-tingginya mencapai 600 mg perhari, pada tikus selama 14 hari,
tak menimbulkan efek samping. Setelah uji praklinis pada hewan
percobaan, Taufik juga melakukan uji klinis pada manusia. Ia memberikan
larutan purwoceng pada 40 responden yang minimal berusia 40 tahun.
Penelitian Taufik bersama sejawatnya, Prof Dr dr Susilo Wibowo Sp
And, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, itu membagi
40 pria itu menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama merupakan placebo yang
mengkonsumsi kapsul kosong, sedang kelompok kedua diberi kapsul ekstrak
purwoceng sebanyak 50 mg selama 15 hari.
Hasil penelitian itu menunjukkan kelompok pria yang diberi kapsul
purwoceng mengalami kenaikan hormon luteinizing dan indeks androgen
bebas, serta memperbaiki defisiensi androgen. Pria dewasa sehat
mempunyai indeks androgen bebas 30 – 150. Di bawah angka itu, terjadi
defisiensi testosteron.
Temuan itu menggembirakan, terutama bagi para pria berusia antara 40 –
50 tahun. Mereka rentan amiltauson alias penurunan kadar testosteron
antara lain lantaran polusi lingkungan yang bersifat estrogenik. Survey
perusahaan obat kenamaan menyebutkan, lebih dari 20% pria di Asia
mengalami disfungsi ereksi. Penyebabnya antara lain ritme kerja yang
cepat, konsumsi makanan cepat saji, dan polusi.
Lina Mardiana, herbalis asal Jogjakarta, meresepkan purwoceng untuk
berbagai penyakit seperti disfungsi ereksi dan varikokel –varises pada
kantong kemaluan– Lina meresepkan purwoceng, jahe merah, lada hitam, dan
kayumanis. Menurut Lina, jika pasien rutin meminum kapsul berbahan
ramuan tersebut pasien sembuh dari varikokel. Purwoceng tumbuh di
dataran tinggi Dieng dan pegunungan Pangrango, Jawa Barat. Menurut Griyo
Sujono, kepala Departemen Pemasaran PT Jamu Jago, penderita hipertensi
sebaiknya tidak banyak mengkonsumsi purwoceng karena dapat meningkatkan
tekanan darah (Sumber : Trubus, dll).
Kandungan : Akar Purwoceng (Pimpinella alpina)
Spesifikasi : 45 kapsul @ 500 mg
Harga : Rp. 50.000
Pemesanan hub : Umar (085245226785)
TESTIMONI
Pada Tanggal 6 Maret 2009, divisi research & development PT. Liza Herbal International melakukan uji coba kapsul Purwoceng kepada warga sekitar. Kami membagikan 20 botol kapsul (isi 45) kepada 20 orang pasangan suami istri yang rata-rata usianya di atas 30 tahun. Produk ini dikonsumsi 2x1 kapsul per hari, setelah makan pagi dan malam.
Tiap
minggu kami melakukan progress report kepada pasangan-pasangan
tersebut, dan mendata gejala, keluhan, dan reaksi setelah mengkonsumsi
produk tersebut. Progress report dilakukan hingga minggu ke-3 atau
ketika produk sudah habis. Selain melakukan progress report tersebut,
kami juga mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya hidup sehat secara
alami dan bahaya penggunaan obat kimia.
Dari
20 responden yang mencoba, hasilnya semua memuaskan dan sesuai dengan
khasiat yang tercantum pada label purwoceng yaitu “untuk meningkatkan
stamina pria dewasa”. Kami merangkum 10 responden yang menceritakan kesaksiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar