Belakangan ini semangat kembali ke alam semakin marak. Meski demikian,
bukan berarti orang semakin akrab dengan alam sekelilingnya. Keluasan
wawasan nenek moyang kita akan tumbuhan obat tidak menurun ke kita meski
kita mulai menenggak obat-obatan alami. Masalahnya cuma satu: kita
tetap menjadi konsumen.
Kita mempercayakan segalanya kepada
tabib atau perusahaan peracik obat alami. Kita tidak tahu apakah
obat-obatan itu benar-benar alami atau cuma akal-akalan orang yang ingin
cari untung. Kalau pun benar-benar natural, kita juga tak tahu apakah
tumbuhan yang dipakai adalah manjur.
Kita yang awam terhadap
ilmu tumbuhan dan pengobatan memang tidak mungkin menghindari mereka
yang punya keahlian. Terutama untuk menciptakan obat-obatan alami yang
ampuh sekali. Tapi untuk sekadar membuat obat-obatan pencegahan,
tampaknya terlalu berlebihan kalau kita sampai mempercayakannya juga
kepada pabrik obat.
Praktis memang, tapi tentu kesegarannya
sudah berkurang dan pasti ada beberapa hal yang hilang selama proses
pembuatan. Jadi kenapa tidak mencoba mengenali sendiri tanaman obat yang
ada di sekitar kita?
Sambiloto (Andrographis paniculata).
Baik
akar, batang, daun hingga bunga sambiloto bisa dimanfaatkan untuk
pengobatan. Mulai dari obat demam, pencernaan, luka-luka atau koreng,
radang telinga, dan masuk angin.
Pegagan (Centella asiatica).
Tumbuhan
yang terasa manis dan sejuk ini juga bisa dimanfaatkan secara
keseluruhan. Misalnya untuk obat demam, obat penurun panas dalam,
penambah nafsu makan, peluruh air seni, dan obat hepatitis.
Daun
Dewa (Gynura procumbens). Daun Dewa hanya dimanfaatkan daun dan umbinya
saja. Biasanya digunakan untuk mengobati penyakit yang berhubungan
dengan darah, termasuk untuk mengobati bekas gigitan hewan berbisa.
Salam
(Syzygium polyantum). Salam bisa digunakan untuk obat mulai dari akar,
batang, daun, hingga buah. Meski yang lebih populer digunakan untuk obat
ataupun bumbu masak. Berbagai penyakit yang bisa diobati dengan daun
salam adalah kencing manis, darah tinggi, maag, diare dan kolesterol.
Temu
Mangga (Curcuma mangga). Temu Mangga biasanya dimanfaatkan rimpangnya.
Umumnya digunakan untuk mengobati sakit perut, pengurang lemak perut,
penambah nafsu makan, penguat syahwat, penangkal racun, penurun demam,
pecahar, gatal, bronchitis, asma, masuk angin, penyakit kulit dan obat
radang.
Temu Putih (Curcuma zedoaria). Rimpang tumbuhan ini rasanya
sangat pahit. Tapi justru bagian rimpang inilah yang digunakan untuk
obat seperti lemah syahwat, pelancar peredaran darah, penambah nafsu
makan, pelancar pernafasan, sakit perut, penawar racun, memar, terkilir,
penghangat badan, penghilang bau nafas, obat luka, obat cacing, obat
demam, wasir, bronchitis dan epilepsi.
Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza). Rimpangnya yang berwarna kuning terasa pahit dengan aroma
tajam. Guna tumbuhan ini di antaranya, adalah untuk mengembalikan
stamina tubuh, penyakit kuning, mengobati demam karena malaria,
mengatasi sembelit, memperbanyak produksi air susu ibu, membersihkan
darah, menghilangkan bau badan, mengobati eksim, memperbaiki
penceranaan, mengatasi gangguan di perut, menghilangkan flek dan
jerawat, merontokkan lemak.
Tapak Liman (Elephanthopus scaber).
Seluruh bagian tanaman Tapak Liman bisa dimanfaatkan untuk obat. Tapi
yang paling sering dimanfaatkan adalah daunnya. Misalnya saja untuk
mengobati batuk, sariawan, panas dalam, diare, bisul, eksim, keputihan,
pelembut kulit kaki, mengatasi gigitan hewan berbisa, dan obat
pembengkakan.
Mengkudu (Morinda citrifolia). Tumbuhan ini mulai
banyak dibicarakan orang beberapa tahun terakhir. Bahkan mulai diolah
menjadi minuman kesegaran, kapsul dan sebagainya. Meski orang banyak
mengenal hanya buahnya yang bisa digunakan sebagai obat, ternyata hampir
semua bagian tumbuhan bisa digunakan untuk obat. Seperti untuk
menghilangkan hawa lembab di tubuh, penambah kekuatan tulang, pembersih
darah, melancarkan berkemih, melancarkan haid, pelembut kulit, obat
bauk, obat cacingan, pencahar dan antiseptik.
Alpukat (Persea
americana). Alpukat lebih dikenal sebagai buah. Tetapi baik buah maupun
daun dan biji bisa digunakan untuk obat. Misalnya untuk obat sulit
berkemih, dan mengurangi rasa sakit dan radang.
Alang-alang
(Imperata cylindrica). Meski dianggap sebagai hama, akar alang-alang
bisa digunakan untuk obat turun panas, mempermudah berkemih, penghenti
pendarahan, obat mimisan, obat muntah darah, obat kencing nanah,
hepatitis, dan radang ginjal.
Bangle (Zingiber purpuneum). Aromanya
tajam dan tengik, dengan rasa yang pahit dan pedas. Bangle biasa diambil
rimpangnya. Misalnya untuk obat luka-luka, kejang pada anak-anak, luka
memar, pelangsing, pemulih penglihatan, hepatitis, demam, gangguan di
perut, penawar racun, obat pusing, obat cacing, dan encok.
Sidaguri
(Sida rhombifolia). Akar, daun dan bunga sidaguri biasa digunakan untuk
obat sakit gigi, mulas, gatal, kudis, obat cacing kremi, atau luka
akibat sengatan lebah.
Purwoceng (Pimpinella pruatjan). Tumbuhan
langka ini biasa dimanfaatkan daun, akar, dan bunganya. Biasanya
digunakan untuk obat kuat dan mempermudah berkemih.
Tempuyung
(Sonchus arvensis). Tumbuhan ini hanya dimanfaatkan batang dan daunnya.
Yaitu untuk mengobati saluran berkemih, batu empedu, darah tinggi,
kencing batu, bisul, infeksi usus buntu, disentri, dan wasir.
Sambung
Nyawa (Gynura procumbens). Meski daunnya sering digunakan untuk lalapan
teman makan, ternyata daun tumbuhan ini juga bermanfaat untuk penyakit
darah tinggi.
Jati Belanda (Gauzuma ulmifolia). Daun, buah dan kulit
batang bisa dimanfaatkan untuk pelangsing, obat batuk rejan, obat nyeri
perut, perut kembung, sesak nafas, pelancar keringat, oba bengkak, dan
obat sakit kaki gajah.
Lidah Buaya (Aloe Vera). Daging daunnya biasa digunakan untuk obat luka bakar, pencuci muka atau tonikpenyubur rambut.
Kunyit
(Curcuma domestica). Kunyit dipakai untuk bahan kecantikan tapi
rimpangnya juga bisa dipakai untuk obat luka memar, selesma atau untuk
merangsang ASI
Sumber : www.tempointeraktif.com tanggal 19 Agustus 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar