Rabu, 11 Januari 2012

Obat dari Bumi

Belakangan ini semangat kembali ke alam semakin marak. Meski demikian, bukan berarti orang semakin akrab dengan alam sekelilingnya. Keluasan wawasan nenek moyang kita akan tumbuhan obat tidak menurun ke kita meski kita mulai menenggak obat-obatan alami. Masalahnya cuma satu: kita tetap menjadi konsumen.

Kita mempercayakan segalanya kepada tabib atau perusahaan peracik obat alami. Kita tidak tahu apakah obat-obatan itu benar-benar alami atau cuma akal-akalan orang yang ingin cari untung. Kalau pun benar-benar natural, kita juga tak tahu apakah tumbuhan yang dipakai adalah manjur.

Kita yang awam terhadap ilmu tumbuhan dan pengobatan memang tidak mungkin menghindari mereka yang punya keahlian. Terutama untuk menciptakan obat-obatan alami yang ampuh sekali. Tapi untuk sekadar membuat obat-obatan pencegahan, tampaknya terlalu berlebihan kalau kita sampai mempercayakannya juga kepada pabrik obat.

Praktis memang, tapi tentu kesegarannya sudah berkurang dan pasti ada beberapa hal yang hilang selama proses pembuatan. Jadi kenapa tidak mencoba mengenali sendiri tanaman obat yang ada di sekitar kita?

Sambiloto (Andrographis paniculata).
Baik akar, batang, daun hingga bunga sambiloto bisa dimanfaatkan untuk pengobatan. Mulai dari obat demam, pencernaan, luka-luka atau koreng, radang telinga, dan masuk angin.
Pegagan (Centella asiatica).
Tumbuhan yang terasa manis dan sejuk ini juga bisa dimanfaatkan secara keseluruhan. Misalnya untuk obat demam, obat penurun panas dalam, penambah nafsu makan, peluruh air seni, dan obat hepatitis.

Daun Dewa (Gynura procumbens). Daun Dewa hanya dimanfaatkan daun dan umbinya saja. Biasanya digunakan untuk mengobati penyakit yang berhubungan dengan darah, termasuk untuk mengobati bekas gigitan hewan berbisa.
Salam (Syzygium polyantum). Salam bisa digunakan untuk obat mulai dari akar, batang, daun, hingga buah. Meski yang lebih populer digunakan untuk obat ataupun bumbu masak. Berbagai penyakit yang bisa diobati dengan daun salam adalah kencing manis, darah tinggi, maag, diare dan kolesterol.
Temu Mangga (Curcuma mangga). Temu Mangga biasanya dimanfaatkan rimpangnya. Umumnya digunakan untuk mengobati sakit perut, pengurang lemak perut, penambah nafsu makan, penguat syahwat, penangkal racun, penurun demam, pecahar, gatal, bronchitis, asma, masuk angin, penyakit kulit dan obat radang.
Temu Putih (Curcuma zedoaria). Rimpang tumbuhan ini rasanya sangat pahit. Tapi justru bagian rimpang inilah yang digunakan untuk obat seperti lemah syahwat, pelancar peredaran darah, penambah nafsu makan, pelancar pernafasan, sakit perut, penawar racun, memar, terkilir, penghangat badan, penghilang bau nafas, obat luka, obat cacing, obat demam, wasir, bronchitis dan epilepsi.
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza). Rimpangnya yang berwarna kuning terasa pahit dengan aroma tajam. Guna tumbuhan ini di antaranya, adalah untuk mengembalikan stamina tubuh, penyakit kuning, mengobati demam karena malaria, mengatasi sembelit, memperbanyak produksi air susu ibu, membersihkan darah, menghilangkan bau badan, mengobati eksim, memperbaiki penceranaan, mengatasi gangguan di perut, menghilangkan flek dan jerawat, merontokkan lemak.
Tapak Liman (Elephanthopus scaber). Seluruh bagian tanaman Tapak Liman bisa dimanfaatkan untuk obat. Tapi yang paling sering dimanfaatkan adalah daunnya. Misalnya saja untuk mengobati batuk, sariawan, panas dalam, diare, bisul, eksim, keputihan, pelembut kulit kaki, mengatasi gigitan hewan berbisa, dan obat pembengkakan.
Mengkudu (Morinda citrifolia). Tumbuhan ini mulai banyak dibicarakan orang beberapa tahun terakhir. Bahkan mulai diolah menjadi minuman kesegaran, kapsul dan sebagainya. Meski orang banyak mengenal hanya buahnya yang bisa digunakan sebagai obat, ternyata hampir semua bagian tumbuhan bisa digunakan untuk obat. Seperti untuk menghilangkan hawa lembab di tubuh, penambah kekuatan tulang, pembersih darah, melancarkan berkemih, melancarkan haid, pelembut kulit, obat bauk, obat cacingan, pencahar dan antiseptik.
Alpukat (Persea americana). Alpukat lebih dikenal sebagai buah. Tetapi baik buah maupun daun dan biji bisa digunakan untuk obat. Misalnya untuk obat sulit berkemih, dan mengurangi rasa sakit dan radang.
Alang-alang (Imperata cylindrica). Meski dianggap sebagai hama, akar alang-alang bisa digunakan untuk obat turun panas, mempermudah berkemih, penghenti pendarahan, obat mimisan, obat muntah darah, obat kencing nanah, hepatitis, dan radang ginjal.
Bangle (Zingiber purpuneum). Aromanya tajam dan tengik, dengan rasa yang pahit dan pedas. Bangle biasa diambil rimpangnya. Misalnya untuk obat luka-luka, kejang pada anak-anak, luka memar, pelangsing, pemulih penglihatan, hepatitis, demam, gangguan di perut, penawar racun, obat pusing, obat cacing, dan encok.
Sidaguri (Sida rhombifolia). Akar, daun dan bunga sidaguri biasa digunakan untuk obat sakit gigi, mulas, gatal, kudis, obat cacing kremi, atau luka akibat sengatan lebah.
Purwoceng (Pimpinella pruatjan). Tumbuhan langka ini biasa dimanfaatkan daun, akar, dan bunganya. Biasanya digunakan untuk obat kuat dan mempermudah berkemih.
Tempuyung (Sonchus arvensis). Tumbuhan ini hanya dimanfaatkan batang dan daunnya. Yaitu untuk mengobati saluran berkemih, batu empedu, darah tinggi, kencing batu, bisul, infeksi usus buntu, disentri, dan wasir.
Sambung Nyawa (Gynura procumbens). Meski daunnya sering digunakan untuk lalapan teman makan, ternyata daun tumbuhan ini juga bermanfaat untuk penyakit darah tinggi.
Jati Belanda (Gauzuma ulmifolia). Daun, buah dan kulit batang bisa dimanfaatkan untuk pelangsing, obat batuk rejan, obat nyeri perut, perut kembung, sesak nafas, pelancar keringat, oba bengkak, dan obat sakit kaki gajah.
Lidah Buaya (Aloe Vera). Daging daunnya biasa digunakan untuk obat luka bakar, pencuci muka atau tonikpenyubur rambut.
Kunyit (Curcuma domestica). Kunyit dipakai untuk bahan kecantikan tapi rimpangnya juga bisa dipakai untuk obat luka memar, selesma atau untuk merangsang ASI

Sumber : www.tempointeraktif.com tanggal 19 Agustus 2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar